Etalase Pemikiran Perempuan 2021 - Terima kasih
Etalase Pemikiran Perempuan 2021 telah selesai. Seluruh rekaman video dapat disaksikan melalui kanal Youtube Sekolah Pemikiran Perempuan. Semoga teman-teman sempat menyaksikan rangkaian acara kami:
• Manifesto Mama Salomi Rambu Iru, didampingi Martha Hebi, tentang pentingnya mengakhiri praktik kawin tangkap di Sumba.
#SahkanRUUPenghapusanKekerasanSeksual
• Pembongkaran kata “putih” dari perspektif ras, kelas, dan gender; kata “kolonialisme,” termasuk bagaimana pengetahuan rasis warisan Belanda terhadap orang Papua dilestarikan penguasa saat ini; kata “transpuan” yang ditelusuri dari “waria” hingga identitas non biner nusantara; kata “perkawinan” dari perspektif Muslimah feminis.
• Pemaparan ahli sejarah perempuan dengan riset seputar gerakan dan praktik feminis transnasional di abad 20.
• Transfer pengetahuan musik dari Kaka Ibu Yuliana Dafrosa Kaimu, guru SD di kampung Agham Mappi, Papua, kepada musisi muda di wilayah geografis berbeda.
• Kisah hidup perempuan di bidang seni budaya: Toeti Heraty sang Empu provokator, komposer Trisutji Kamal, maestro tari Bulantrisna Tjelantik, serta Margesti dengan Teater Aneka Buruh/ Abu.
• Rantau pertukaran gagasan tentang kolonialisme di Papua, Palestina, dan Australia, serta upaya membangun solidaritas feminis melampaui batas negara.
• Pembacaan cerita pendek dari para penulis muda asal NTT dan Kalimantan.
• Pemikiran puan-puan yang menggugat bahasa dan merawat lewat kamera.
Video lengkap bisa dilihat di sini.
Terima kasih untuk tim Etalase Pemikiran Perempuan 2021
• Tim sekretariat, pengelola ruang pertemuan daring, dan publikasi: Margareth Ratih Fernandez, Mitae, Anies Wildani, Tiara Sasmita, Amalia Sekarjati, Nadya Joan, Sheridan Olenka Mediana.
• Pengelola panel undangan: Septina Layan, Raisa Kamila, Martha Hebi.
• Moderator undangan: Umi Lestari dan Eunike G. Setiadarma.
• Dan tentunya rekan-rekan saya yang turut mengelola Sekolah Pemikiran Perempuan: Andy Yentriyani, Cecil Mariani, Naomi Srikandi, Nyak Ina Raseuki, Heidi Arbuckle Gultom, dan direktur festival kami Lisabona Rahman.
Salam harapan. Mari kita terus #belajardaripuan.