Feminist Writing & Politics, Post Bookshop

Diskusi bersama Intan Paramaditha dan Maesy Ang di Post Bookshop, Pasar Santa.

Saya percaya bahwa seorang penulis, baik perempuan maupun laki-laki, harus menelusuri jejak suara, pemikiran, dan tulisan perempuan dalam karya mereka." - Intan Paramaditha.

Mengapa penelusuran karya perempuan menjadi etika feminis yang perlu dipraktikkan semua penulis? Bagaimana kita bisa membongkar cara pandang kita sendiri dalam membaca dan menginterpretasi karya penulis perempuan? 

Intan Paramaditha dan POST menelusuri beberapa esai Intan dan membahas praktek kepenulisan dan politik feminis, siasat perempuan dalam sastra Indonesia, serta mengapa kisah-kisah perempuan yang menolak patuh perlu lebih banyak ditulis dan dibaca. 

Beberapa essai yang dibahas:

“Mother, Monster,” Oh Comely

“Five Indonesian Authors You Should Read - Or Intan Paramaditha on the Inescapable Politics of Lists,” Literary Hub

“A Feminist Trajectory of Literary Influences,” Inside Indonesia

“Bongkar: Siasat Feminis dalam Seni dan Budaya,” Magdalene

DDAAD5A4-9B19-4324-83C6-2ACD83D29E5C.JPG
Intan Paramaditha