Novel Gentayangan Edisi Baru

 

Novel Gentayangan diterbitkan kembali dalam edisi hard cover dengan desain sampul oleh Sekar Bestari. Terbit 28 Agustus 2024.


Sinopsis

Iblis Kekasih telah memberimu sepasang sepatu merah, hadiah sekaligus kutukan. Kau terkutuk untuk bertualang, atau lebih tepatnya, gentayangan. Bernaung, tapi tak berumah.

Buka halaman selanjutnya dan pilih jalan ceritamu sendiri: ke Berlin atau Amsterdam? Lima atau Tijuana? Akankah kau bertemu iblis di kuburan atau naik kereta yang tak berhenti? Sepatu merah membawamu ke jalur-jalur berbeda, sebagai pengelana, imigran gelap, kekasih, atau pembunuh. Kau akan melintasi orang-orang yang bergerak seperti dirimu-- menyeberang, berlari, mencari rumah atau pintu darurat.

 

Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu adalah novel interaktif karya Intan Paramaditha yang terbit pertama kali tahun 2017. Berkisah tentang perjalanan, ketercerabutan, dan batas-batas kemerdekaan, novel ini mendapatkan penghargaan Sastra Prosa Terbaik Pilihan Tempo. The Wandering, terjemahannya dalam bahasa Inggris oleh Stephen J. Epstein, diterbitkan oleh Harvill Secker (Penguin Random House UK) tahun 2020 dan mendapatkan penghargaan dari PEN Translates Award serta nominasi The Stella Prize. Gentayangan juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Polandia dan Turki.  

-------

 

“Sebuah piranti cerdas menelusuri globalisasi ketika batas-batas ditutup untuk si miskin dan para pengungsi, sementara si kaya bisa membeli paspor yang mengizinkan mereka untuk tinggal (atau menyimpan uang) di mana saja.”  - The Guardian 

“Kisah cemerlang tentang ilusi atas kehendak bebas, juga pertaruhan dan tekanan yang menyertai pilihan-pilihan berdasarkan identitas seseorang di dunia.” - The Saturday Paper

“… Sebuah novel menyetrum tentang kosmopolitanisme dan pengembaraan global yang membuat kita terus berjalan.”  - Book Riot

Detil buku

Jumlah Halaman: 504
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 28 Agt 2024
ISBN 9786020678788

Rp 179.000,00



Komentar tentang Novel Gentayangan


“Dibangun seperti serial Pilih Sendiri Petualanganmu dari dekade 1980-an dan 1990-an yang ia baca semasa kecil, novel ini bukan sekadar atraksi atau nostalgia. Paramaditha mengadaptasi bentuk demi menyampaikan temanya: perjalanan, dan pada orbitnya ia menggambar pertanyaan-pertanyaan tentang mobilitas, agensi, dan representasi.”  - Matthew Janney, The Guardian

“Di level politis, Gentayangan menyodorkan pendekatan yang lebih radikal ketimbang merevisi sejarah.” – Lara Norgaard, Public Books

“Buku yang energik… Sepatu merah sihir ini membawamu ke mitologi Barat dari Cinderella dan Dorothy di The Wizard of Oz hingga Amélie dan (kau tak akan bisa tebak namanya) Rumpelstiltskin.”  - Bernard Cohen, South China Morning Post

“Sebuah piranti cerdas menelusuri globalisasi ketika batas-batas ditutup untuk si miskin dan para pengungsi, sementara si kaya bisa membeli paspor yang mengizinkan mereka untuk tinggal (atau menyimpan uang) di mana saja. Siapa yang bisa bepergian dan dengan kondisi apa merupakan salah satu pertanyaan kemanusiaan penting di masa kini, dan Gentayangan meraciknya dengan apik.”  - Lauren Elkin, The Guardian

“… Sebuah novel menyetrum tentang kosmopolitanisme dan pengembaraan global yang membuat kita terus berjalan.”  - Rabeea Saleem, Book Riot

Gentayangan adalah kisah cemerlang tentang ilusi atas kehendak bebas, juga pertaruhan dan tekanan yang menyertai pilihan-pilihan berdasarkan identitas seseorang di dunia.” – Cher Tan, The Saturday Paper

“Kekuatan Paramaditha adalah observasi yang tajam tentang migrasi, brutalnya Amerika era Trump, impian Amerika, serta dimensi personal dari ‘krisis pengungsi.’” Helen Vasallo, Translating Women

“Sebuah novel personal yang menggunakan metode penceritaan eksperimental untuk merasuki tulang-tulangmu... sebuah petualangan interaktif yang berbeda.” – Willow Heath, Books and Bao

“Pemaknaan ulang atas dongeng-dongeng dan cerita lain yang terpintal dalam narasi menjadikan perjalanan – atau sejumlah perjalanan – dalam novel ini sebagai pengalaman yang kaya dan memusingkan. Meskipun kerap tanpa malu-malu berpolemik, Gentayangan selalu menarik dan mendebarkan, dan Intan Paramaditha patut dipuji atas perwujudan karya yang ambisius ini.”  - The Stella Prize

“… Menawarkan bukan hanya komentar tajam tentang kondisi kosmopolitan  tetapi juga pembelaan sastrawi terhadap perempuan berani.”  - Tiffany Tsao, penulis dan penerjemah

Gentayangan penuh dengan sarkasme tingkat tinggi untuk berbagai tradisi kesusastraan: dari kontrak dengan iblis ala Faust, memilih sendiri petualanganmu gaya bacaan di masa remaja, petualangan (gentayangan) Alice yang fantastis, bahkan hingga novel motivasional urban Jakarta. Sebuah lompatan yang sangat segar dalam kesusastraan kita.” – Eka Kurniawan, penullis

“Feminisme dan kosmopolitanisme terbingkai dalam narasi-narasi folkloris-kontemporer, yang hanya bisa ditulis oleh seorang intelektual perempuan kelas dunia yang berasal dari suatu tempat dengan sejarah bangsa serumit Indonesia.” – Leilani Hermiasih, musisi dan peneliti

“Membaca buku ini adalah merelakan dirimu bertualang—gentanyangan tepatnya—ke banyak tempat, ke banyak situasi yang barangkali membuatmu tak nyaman. Tapi kau akan merindukannya: berharap penculik itu datang kembali ke kamarmu. Kau mungkin akan bertemu hantu yang paling menakutkan dalam buku ini: perempuan yang cerdas dan bebas.”  – Gunawan Maryanto, penyair

“Bacaan yang gelap sekaligus gemerlap. Intan Paramaditha sungguh jagoan dalam mengemas mistisisme supranatural kegemaran masyarakat Indonesia dalam bungkusan modern dengan perspektif yang progresif. Seperti memberontak dari segala yang klise, karakter perempuan di sini tidak hadir sebagai objek layaknya kebanyakan cerita horor. Sebaliknya ia adalah saya, sang pembaca, yang menjadi subjek dalam petualangan dalam dunia Gentayangan.” – Kartika Jahja, musisi dan aktivis feminis

“Dengan taraf penguasaan bahasa yang luar biasa tinggi ia menempatkan ‘kau’ kembali ke tradisi pratulis, mendengarkan dongeng-dongeng yang ‘kau’ pilih sendiri dengan bahasa yang, setelah mengalami proses teknologi, dicetak di lembaran-lembaran kertas. Sastra adalah cara menyampaikan, bukan apa yang disampaikan. Itu sebabnya Gentayangan adalah tonggak sangat penting dalam tradisi sastra kita.” – Sapardi Djoko Damono, penyair dan akademisi

INFORMASI PRE-ORDER (8-15 Agustus 2024)


Tersedia 500 eks buku bertandatangan penulis dan bonus totebag selama masa prapesan. Silakan kunjungi situs berikut:

https://shopee.co.id/product/63842097/28007055455/
https://www.gramedia.com/promo/pre-order-buku-gentayangan
https://www.tokopedia.com/gramedia-store/gramedia-novel-gentayangan-intan-paramaditha
https://shopee.co.id/product/346566928/29457208082/